Hutan adalah merupakan paru-paru Dunia Selain itu Hutan nafas dan sumber penghidupan setiap insan di dunia

Rabu, 04 Juni 2008

Perjalanan menuju CIBEDUG JAWA BARAT

Proses perjalanan yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Limbai (pak Bahen) kampung Sungkup Kab Melawi dan MA Kalis (pak Naigi) dari kampung Nanga Danau Kapuas Hulu. Dalam proses Belajar(study banding), berangkat dari Pontianak tanggal 26 januari 2008 sampai dibandara soekarno Hata sekitar jam 10 siang kemudian kami meneruskan perjalan menuju Bogor yang di kenal dengan kota tempat Risset dan pelitian dan beberbagai fakultas yang terpopuler. sampai di bogor jam 12 siang langsung menju kantor RMI( Rimbauan Muda Indonesia). Setelah sampai di kantor RMI, kami kenalan sama teman2 dan rehat sekitar setengah jam kemudian kami melakukan diskusi untuk merencanakan keberangkat ke cebedug ,bersama Andri, Bagus dan Nia, mereka memberikan gambaran tentang proses melakukan pendampingan didaerah cebudug dan sekitarnya setelah melakukan diskusi hari pun sudah sore kami istirahat menju Wisma yang jaraknya tidak jauh dari kanor RMI dan mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang kami butuhkan selama beberapa hari dilapangan .

Keesokan hari kamipun Berangkat dari Kantor RMI menuju Cebedug sekitar jam 7 pagi dengan memakai Mobil Sewaan, tiba diKasepuhan Cibedug Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak. Sekitar jam dua belas siang. .

Di tengah perjalan kami menjumpa seorang organizer lokal RMI (kang Nana salah satu Co) yang akan mendampingi kami dalam proses perjalanan, dia naik sepeda motor bersama temannya menuju bogor, melintasi kami, secara spontan teman2 dari RMI melambaikan tangan, tetapi mereka dan mobil kami tetap saja melaju, sehingga pakai aba2 saja dengan menujukan tangan kearah depan. Kemudian kami singgah di warung kopi sambil menunggu kang nana, kurang lebih selang setengah jam duduk sambil menikmati kopi motorpun terhentak berhenti diwarung tersebut ternyata itulah orang yang di tunggu, dan kamipun minum kopi bersama-sama. Setalah selesai kami pun melanjutkan perjalanan. Menuju citorek bersama kang Nana.Perjalanan bogor-Citorek kurang lebih 6 jam. Sekitar pukul 12.00 siang kami tiba di Citorek wilayah Kasepuhan Cibedug Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak. kami Bersama kang Bagus dan Hilal langsung menuju ke rumah Kang Nana, yaitu salah satu kontak person didaerah Citorek. Sambil melewati jalan kecil yang dipenuhi rumah dan terkesan berdempetan itu. Rumah Kang Nana yang sedikit tersembunyi dibagian belakang rumah-rumah lainnya. Ketika kami melewati depan rumah penduduk, banyak penduduk disana yang memperhatikan kami. Penampilan kami sudah jelas bisa ditebak. Bahwa kami pendatang.

Kami cukup lama singgah dirumah Kang Nana. Setelah meneguk segelas air putih dan makan siang kemudian memastikan apakah Kang Nana bisa menemani ke Cibedug akhirnya kami berlima berangkat ke Cibedug. “sekitar berapa jam kita berjalan kaki dari sini ke sana. Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki” ujar Kang Nana kepada kami.

Perjalanan ke Cibedug kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Dipertengahan jalan hari sudah mulai redup akan menjelang sore. Karena banyak berhentinya, untuk beristirahat dan mengambil beberapa foto kami tiba di Kampung Cibedug sekitar pukul 5 sore . Perjalanan dari Citorek ke Cibedug kebanyakan menanjak, dikarenakan lokasi perkampungan berada di balik gunung.

Setelah tiba di kampung Cebedug kami langsung menuju rumah Ki Nurja tempat kami menginap. Lalu Kami rehat, ada yang terbaring karena terlalu capek , pegel dan ada yang melihat-lihat di sekeliling rumah, setalah selang beberapa menit kemudian kamipun disuguhi minuman, cara menghidangkan minuman dengan kami, tidak seperti biasa yang harus di buat oleh orang tuan rumah yang sudah siap di minum, tetapi cara menyajikannya dengan meletakan gula dan kopi dan termos air yang berisikan air panas , dan kami di persilakan untuk mengaduk sendiri. Hari pun tiba menjalang malam, bersama rekan-rekan kami menikamti makan malam. Pada malam harinya kami belum melakukan diskusi, keesokan hari baru kami melakukan diskusi. Setelah dikusi kami di bawa kesalah satu tempat keramat peninggalan nenek moyang mereka. Tempat tersebut merupakan bukti sejarah yang harus mereka pelihara.

Pemukiman Warga

Kampung Cibedug merupakan perkampungan yang di apit oleh pergunungan, kesegaran alam sangat enak di nikmati, karena kiri kana kampung di kelilingi gunung. Kampung tersebut di huni oleh mayoritas suku sundak yang asli, bentuk bangunan seperti rumah susun dan dempet. Kesulitan kami berkomunikasi, karena mereka sangat kental dengan bahasa sundaknya ,hampir tidak bisa berbahasa indonesia terkecuali Ki Nurja .

Penerangan :

Daerah tersebut Hampir semua waraga, penerangan pada malam hari adalah dari alam, yang mereka buat dan rancang sendiri (Kincir). Karena sumber air sangat berlipah ruah, kumpalan kabel-kabel yang mereka gulung ( Denamo), beberap keping papan dan beberapa bahan lain sebagai pendukungnya, jadilah pembangkit Tenaga listrik yang cukup untuk menerangi beberapa rumah, jenis bola yang bisa di pasang berkisar 2- 5 biji bola neon .

Mata Pencahrian

Sumber penghidupan masyarakat mayoritas Tani,didaerah tersebut yang paling dominan adalah jenis persawahan yang di kelolanya sistem sbedeng parmanen (menetap) tidak gelir balik. Lokasi persawahan rata-rata pada daerah lereng , datar dan depresi, yang sebagaian besar persawahannya berada di dekat Pemukiman warga.

Selain petani meraka meyadap batang enau sebagai penghasilan tambahan dan untuk di konsumsi sendiri yang di kenal dengan Gula Aren.

Luas Wilayah

Wilayah adat Cibedug yang luasnya 2.144 Ha(data RMI) terdapat didalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun ini masih banyak yang perlu digali lagi lebih mendalam mengenai hutan adat mereka. Apa itu leuweung kolot (hutan yang dituakan), leuweung titipan dan leuweung bukaan. dan didalamnya terdapat ritus-ritus adat/ mitos/kepercayaan/aturan adat yang mereka pelihara.


Demikian catatan proses perjalan ......nanti akan di lanjutkan...bye hero

Tidak ada komentar: